BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Menurut kamus bahasa Indonesia, berita adalah pengumuman,
pemberitahuan, maklumat keterangan tentang peristiwa yang hangat, kabar, cerita
tentang kejadian yang masih baru. Tentunya dalam mengekspos suatu berita berita
memerlukan suatu proses dan kerja keras.
Dengan berita kita dapat mengetahui tentang suatu
informasi tentang perkembangan pengetahuan dan kejadian - kejadian yang sedang
terjadi dan sebagainya.
Melalui
makalah ini, kami mencoba untuk mendiskripsikan tentang fakta berita dan
kebermaknaannya, jenis-jenis berita, bentuk-bentuk berita, nilai berita serta
dampak teknologi terhadap berita,wartawan pencari berita dll. Sehingga setiap
mahasiswa dapat mengetahui dan dapat menambah pengetahuan lebih banyak tentang
apa itu berita baik dari segi bentuk
maupun jenisnya.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah
a. Mengetahui fakta objektif dalam berita
b. Mengetahui fakta bermakna dalam berita
c. Mengetahui bentuk berita, jenis-jenis
berita dan nilai dari berita
d. Mengetahui dampak teknologi terhadap berita
1.3. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah
a.
Apa yang dimaksud
dengan fakta objektif dan
b. fakta bermakna dalam berita
c. Apa saja jenis-jenis berita, nilai-nilai
berita dan bentuk-bentuk dari berita ?
d. Dan bagaimana dampak teknologi terhadap
berita ?
BAB II
Pembahasan
2.1. Defenisi berita
Berita adalah sebuah informasi yang
penting dan menarik perhatian serta menarik minat khalayak pendengar (Menurut
Paul de Massenner).Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini,
kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru
dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak (menurut Charnley dan James M.
Neal).Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat
menarik perhatian pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting, mencakup
sisi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Menurut Assegaf, dalam
Sumadiria 2005: 64-65).
Definisi lain yang dikatakan oleh Mitchel V. Charnley (dalam Effendy,
2000:131), Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang
tertarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk.
2.2. Cara penulisan berita yang
baik
1: Menulis dengan jujur.
Fakta tidak boleh dipelintir.Opini
dan penafsiran harus ditulis dalam alinea yang berbeda.Boleh tidak netral, tapi
harus independen.
Berbohong dalam berita adalah dosa
terberat wartawan.Jika jumlah aktivis LSM yang mendemo bupati hanya puluhan
orang, jangan tulis ratusan atau ribuan orang.Berita bohong seperti ini sangat
sering muncul di koran-koran daerah, terutama menyangkut liputan pilkada.
Jika harus menulis interpretasi
atas sebuah fakta, tuliskanlah di paragraf terpisah, dan tunjukkan secara jelas
kepada pembaca supaya mereka tahu mana yang fakta dan mana opini atau
penafsiran si wartawan.
Reporter yang meliput berita di
lapangan harus bersikap independen terhadap semua pihak yang terkait dengan
topik tulisannya. Berikan kesempatan yang sama bagi semua narasumber untuk
menjelaskan versi mereka, jangan memvonis kebenaran. Wartawan boleh tidak
netral, misalnya kalau harus memihak pada rakyat yang jadi korban penindasan
penguasa, namun harus selalu independen dengan memberikan kesempatan pada
penguasa untuk berbicara.
2
2: Tanda Baca koma dan pola piramida terbalik.
Berhati-hatilah menggunakan tanda
baca koma. Bila salah penempatan, maka redaktur di kantor redaksi bisa salah
memahami laporan anda. “Amir memukul, Budi ditangkap polisi” (yang memukul
ialah si Amir, kok malah Budi yang ditangkap) adalah berbeda maknanya dengan
“Amir memukul Budi, ditangkap polisi” (ini benar, yang ditangkap adalah Amir).
Menulis berita biasa haruslah dalam
format piramida terbalik.Yang paling penting di bagian paling atas;
alinea-alinea di bawahnya semakin kurang penting. Saya sering membaca berita
koran daerah yang memuat nama-nama pejabat yang menghadiri sebuah acara
seremonial pada alinea kedua atau ketiga, padahal inti beritanya justru di
alinea kelima atau bahkan menjelang akhir.
3: Catat dengan detail. Dengarkan dengan cermat.Rekam, jangan andalkan
ingatan.
Saya sering melihat reporter koran yang
baru beberapa tahun bekerja melakukan wawancara atau liputan berita di lapangan
dengan tidak mencatat sama sekali! Manusia dengan otak super! Bahkan hanya
duduk di warung kopi dengan jarak seratusan meter dari lokasi demo atau acara
seremonial yang akan jadi topik beritanya. Tapi sepulang meliput, dia bisa
dengan santai menulis berita di komputer warnet, tanpa takut sedikit pun bahwa
kemungkinan ada data dan fakta yang salah-tulis.
Wartawan pemula sering malu untuk
bertanya, “Pak Kadis, ejaan nama Bapak yang benar Jhonny atau Joni atau
bagaimana?”
Kalau narasumber mengucapkan
kalimat dengan makna ganda atau kurang jelas, tanyakan kembali dan
tegaskan.Jangan sampai yang dia maksud adalah “Polisi belum akan memeriksa dia”
tapi anda tulis dalam berita sebagai “Polisi tidak akan memeriksa dia”.
4: Tulis dalam kalimat yang jelas, lengkap, dan jernih.
Redaktur koran harian akan
membiarkan naskah berita reporter yang ditulis dengan kalimat yang
membingungkan, karena dia dikejar tenggat menyelesaikan halamannya. Kalau anda
menulis berita kriminal tentang mencuri, maka sebutkan sejelas-jelasnya SIAPA
yang mencuri, SIAPA yang menjadi korban, dan APA yang dicuri. Jangan anda malah
asyik menulis BAGAIMANA pencurian itu terjadi, atau ajakan kapolsek agar warga
melakukan ronda malam.
Yang paling mendasar dalam sebuah
berita biasa ialah APA dan SIAPA, baru kemudian DI MANA, KAPAN dan yang
lainnya.Jangan tulis “Menurut Amir, bla-bla-bla…” tanpa anda jelaskan siapa itu
si Amir; apakah dia demonstran, penonton aksi demo, atau pendukung pihak yang
didemo.
Sering saya melihat pembaca koran
menggerutu, “Apa maksudnya berita ini, tak jelas.” Berita mesti ditulis dengan
kalimat yang jernih.Susunlah kalimat-kalimat tunggal, dan sebisa mungkin
hindari memakai anak kalimat jika hal itu berpotensi membuat pembaca bingung.
5: Fokus pada topik berita. Jangan melebar ke sana-sini.
Sejak meliput dan wawancara di
lapangan, reporter koran sudah harus tahu apa topik atau sudut pandang
laporannya. Bila memilih “nasib guru honorer berupah kecil”, maka temuilah
pihak-pihak yang terkait dengan isu tersebut.Selain wawancara dengan guru,
tanyai juga kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan, anggota DPRD dari komisi
yang membidangi pendidikan, pensiunan guru, dll.Jangan malah anda hanya
mengutip komentar aktivis LSM karena dia punya saudara yang baru
diputus-kontrak sebagai guru honorer.
Kalau misalnya anda kesal melihat
seorang pejabat yang suka berindehoi di kafe-kafe malam, maka liputlah itu
secara khusus dan jangan selipkan pada berita bertopik lain, “Ditanya mengenai
dugaan korupsi stafnya, Kepala Dinas yang sering berdisko di Tenda Biru ini
mengatakan….” Terlalu nampak ‘kali tak dikasih amplop.Malu kita sebagai
wartawan.
6: Tulis dengan proporsional, jangan berlebihan.
Ini kelemahan banyak reporter koran
di daerah. Fakta yang diaperoleh dari narasumbernya, katakanlah kejaksaan,
adalah bahwa Kabag Umum sedang diselidiki terkait kasus dugaan penggelembungan
dana pembelian seprai dan gorden rumah dinas bupati. Tapi kemudian ditulisnya
dalam berita “Tapanuli Utara sarang korupsi”.Jika anda ingin menulis berita
Tapanuli Utara sebagai sarang korupsi, maka beberkanlah sekian banyak data
kasus korupsi di daerah itu.
Ada wartawan koran menulis berita
“Dengan arogannya Camat menjawab via telepon bahwa…” hanya karena si narasumber
berbicara ketus-ketus.
Sebaliknya reporter lain yang baru
mendapat amplop tebal dari pejabat mengirim naskah berita ke redaksinya “Bupati
yang sangat dicintai rakyatnya ini mengatakan…,” padahal si bupati baru saja
ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan beberapa kali didemo warga.
7: Periksa kalimat kutipan, pernyataan off the record, konfirmasi, dan
“ucapan di kedai kopi”.
Jangan biarkan beritamu memiliki
celah untuk digugat ke pengadilan. Jika harus menulis kalimat langsung, maka
tulislah seperti apa adanya diucapkan oleh narasumber. Bila dia mengucapkan
kalimat dalam bahasa daerah, misalnya bahasa Batak, telitilah saat
menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
Saat melihat catatan atau mendengar
rekaman wawancara, jika anda bingung atau lupa mana bagian informasi yang
merupakan pernyataan off the record (tidak untuk ditulis) dan mana yang bukan,
tunda dulu menuliskan bagian itu sebelum berhasil mempertanyakan kembali pada
narasumber berita.
Si A menuding si B. Apakah anda
sudah melakukan konfirmasi pada si B?Jika belum, jangan dulu menulis berita
itu. Kalaupun harus, karena alasan-alasan tertentu, seperti deadline atau
faktor kemenarikan topik berita, maka samarkanlah secara total identitas si B.
Kalau si A menuding si B dalam tiga hal, maka konfirmasinya tidak boleh hanya
menyangkut satu hal.
Wartawan koran duduk-duduk santai
bersama pejabat dan politikus di kedai kopi, lalu ada seorang pejabat yang
melontarkan pernyataan menarik, kemudian si reporter mengutip kalimat tadi
dalam beritanya dengan menuliskan nama si pejabat. Jangan lakukan yang
begini.Anda harus kembali menemui si pejabat untuk meminta izin apakah
kalimatnya itu boleh anda kutipkan ke dalam berita.
8: Yang terakhir, dan ini sangat mendasar: Patuhilah kode etik
jurnalistik yang melarang wartawan melakukan plagiat atau menjiplak.
Jangan kira jika anda mengutip
beberapa kalimat berita dari koran lain, atau menyadur bahan dari Internet,
maka hal itu tidak akan ketahuan. Percayalah, cepat atau lambat akan ada
pembaca yang komplain dan menyampaikannya kepada redaksi anda di kantor. Jika
begitu, karir kewartawanan anda sudah sedang di ujung tanduk. Redaktur anda
akan wanti-wanti untuk menerbitkan berita yang anda laporkan, dan koran lain
pun akan berpikir keras untuk menerima lamaran dari wartawan tukang jiplak.
Saya punya pengalaman soal ini.
Dulu di sebuah koran mingguan, di mana saya menjadi pemimpin redaksi, ada
seorang redaktur saya yang menulis ulasan mengenai ulos Batak “sepanjang air
sungai mengalir” alias sangat-sangat panjang. Tulisan itu terbit beberapa
edisi, dan memakan ruang satu halaman penuh.Pada edisi kedua, ada seorang
pembaca mengirim email kepada saya, dan ada dua orang lainnya yang menelepon
langsung ke ponsel saya.Mereka komplain dan mengatakan bahwa artikel perihal
ulos Batak itu adalah plagiat alias dijiplak dari situs blog di Internet, dan
bukan karya si redaktur.
Memang pada tulisan itu, di bawah
judulnya, tertulis “oleh…” (tanda titik-titik adalah nama si redaktur), tanpa
keterangan sedikit pun bahwa karya tersebut dikutip dari sejumlah blog
Internet. Bahkan dengan beraninya si redaktur menulis kredit-foto pada
gambar-gambar ulos: “Foto oleh…” (juga tertulis namanya).
Setelah saya cek dan benar bahwa
semua isi artikel dan foto itu adalah karya cipta milik beberapa blogger di
Internet, pada koran edisi berikutnya saya menambahkan keterangan di bawah
judul: “Dikutip dari berbagai sumber di Internet”. Seharusnya saya hendak
menulis alamat-alamat blog yang dikutip, tapi ada alasan tertentu sehingga
tidak jadi.
Beberapa hari kemudian dalam rapat
redaksi, si redaktur malah protes pada saya.“Mengapa Pemred bikin begitu. Itu
sama saja telah melecehkan saya. Berhari-hari saya mencari bahannya dan
menggabungkannya menjadi satu tulisan,” katanya.
Bah, makjang! Sudah ketahuan
menjiplak tapi masih berkelit pula. Yang dilecehkan itu sebenarnya siapa: dia
atau blogger si penulis asli? Tidak lama kemudian, setelah muncul
kesalahan-jurnalistik lain dalam tugasnya sebagai redaktur, akhirnya saya
memecat dia dan mencari redaktur baru.» Jarar Siahaan dotcom.
2.3. Fakta Objektif Dalam Berita
Dari sebuah objek muncul berbagai
pandangan objektif (karena terkait
dengan sebuah objek) yang bersifat subjektif (karena diungkapkan oleh seorang
subjek), inilah yang dinamakan objektivitas yang subjektif.
Unsur adil (fairness) sebagai prinsip yang
penting, karena sering disalahgunakan .Dari pada sekadar membawa berita
(bringing the news), media cetak berkembang ke arah “menjelaskan berita”
(explaining the news).seorang wartawan terlebih dahulu menguasai teknik
pelaporan langsung suatu peristiwa (event-contered straight reporting), dengan
ketaatan pada akurasi, keringkasan dan kejelasan.
Surat kabar Washington post mempunyai standar
mengenai sikap adil, yaitu :
1. Berita itu tidak adil apabila mengabaikan
fakta yang penting. jadi adil adalah lengkap.
2. Berita itu tidak adil bila dimasukan
informasi yang tidak relevan.
3. Berita itu tidak adil bila secara sadar
maupun tidak membimbing pembaca ke arah
yang salah atau menipu. Jadi adil adalah jujur.
4. Berita itu tidak adil bila wartawan
menyembunyikan prasangka atau emosinya dibalik
kata-kata halus yang merendahkan. jadi adil menuntut keterusterangan.
2.4. Fakta Bermakna
Interpretasi dibutuhkan dalam semua liputan
kemasyarakatan.Keruwetan hidup masa kini, perbedaan-perbedaan dalam masyarakat
modern, perubahan yang cepat yang dibawa oleh teknologi baru dan pergeseran
nilai-nilai budaya, semuanya menuntut penjelasan bila masyarakat ingin
mendapatkan informasi yang layak.
Pembaca masa kini menginginkan kedalaman berita,
agar mereka mampu mengetahui dan memahami kejadian-kejadian yang ada dibelakang
setiap peristiwa, menghubung-hubungkan kejadian atau peristiwa dengan
pengalaman hidup sehari-hari, serta berita tersebut mampu memberikan arti dan
makna.
Wartawan harus membuat tulisannya menarik, tetapi dengan tidak
menjuruskan, mewarnai atau memainkan
kata-kata. Berita itu sendiri sebenarnya sudah mempunyai warna yang harus
diangkat kepermukaan yaitu yang berupa detail.Tugas wartawan adalah merajut
benang-benang kehidupan ke dalam suatu cerita untuk menambah kebenaran dan
karakter pada fakta dan keadaan yang nyata. Hal ini bisa dilakukan dengan dua
hal yaitu :
A.
Penulisan deskriptif, di mana fakta wartawan harus terjun ke tempat
kejadian untuk observasi langsung
B.
Penulisan reportorial, dimana fakta lapangan diperkaya dengan berbagai
berbagai fakta dukungan yang digali dari sumber-sumber lain, seperti
sumber-sumber di perpustakaan, narasumber, kejadian-kejadian lain dan sebagainya.
2.5. Dampak Teknologi Terhadap Berita
Kemajuan teknologi juga menambah
kecepatan beredarnya berita. Media cetak, seperti surat kabar dan majalah,
kalah bersaing dengan kecepatan media elektronik seperti radio, televisi dan
internet. Melalui internet –on line journalism- kita bisa menjelajahi berita
dengan kedalamannya tanpa ada batasan atau kendala ruang.Berita dapat disebar
luas dan bisa terus diperbarui. Para ahli mengatakan bahwa kunci keberhasilan
pada jurnalisme on-line adalah sama dengan berita tradisional, yaitu akurasi,
penulisan yang baik dan dorongan untuk berinovasi.
Media cetak yang kalah bersaing
dengan media elektronik harus mencari jalan agar tetap bertahan hidup. Jalan
yang ditempuh antara lain menyajikan berita yang lebih menarik. Itulah sebabnya
terjadi pergeseran dalam penulisan berita di surat kabar yang dulunya
menekankan pada unsure “apa” (what news) kini bergeser ke unsur “mengapa” (why
news), baik berupa analisis, komentar, maupun laporan khusus.
2.6. Jenis-Jenis Berita
Ada dua jenis berita yaitu :
1. Berita
yang terpusat pada peristiwa (event-centered news) yang khas menyajikan
peristiwa hangat yang baru terjadi dan pada umumnya tidak diinterpretasikan
dengan konteks yang minimal, tidak dihubung-hubungkan dengan situasi atau
peristiwa yang lain. Gagasan utamanya adalah bahwa sebuah topik belum layak
untuk menjadi berita sampai terjadi sesuatu.
2. Berita
yang berdasarkan pada proses (process-centered news) yang disajikan dengan
interpretasi tentang kondisi dan situsi dalam masyarakat yang dihubungkan dalam
konteks yang luas dan melampaui waktu.
Berita
adalah sesuatu yang nyata-news is real. Wartawan adalah pencari fakta. Fakta
yang dilengkapi dengan benar akan sama dengan kebenaran itu sendiri.
2.7. Nilai Berita
Dalam berita ada karakteristik
intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value).Nilai berita ini
menjadi ukuran yang berguna atau yang biasa diterapkan untuk menentukan layak
berita (news worthy). Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita diantaranya
mengandung :
a. Konflik
Konflik fisik seperti perang atau perkelahian adalah
layak berita karena biasanya ada kerugian dan korban.
b. Kemajuan
dan Bencana
Dari konflik biasanya menyusul kemenangan dan
kekalahan.
c.
Konsekuensi
Suatu berita yang mengakibatkan atau bisa
mengakibatkan timbulnya rangkaian peristiwa yang mempengaruhi banyak orang
adalah jelas layak berita.
d.
Kemasyuran dan Terkemuka
Umumnya
disetujui bahwa nama membuat berita dan nama besar membuat berita lebih besar.
e. Saat
yang tepat dan Kedekatan
Saat yang tepat dan kedekatan adalah ukuran yang
diterapkan untuk menentukan apakah layak dihimpun atau dimana bisa dijual.
f.
Keganjilan
Peristiwa-peristiwa yang luar biasa seperti cara hidup yang ganjil, kebiasaan
dan hobi yang tidak umum,dll.
g. Human
Interest
Cerita human interest berisi nilai cerita (story
value) dan bukan nilai berita.
h. Seks
Seks ini umum dipertimbangkan oleh para editor
sebagai nilai berita.
i. Aneka
Nilai
Cerita tentang binatang sering menarik dan
menimbulkan unsur keanehan atau keganjilan.
2.8. Bentuk Berita
1. Berita Lugas dan, Berita Halus
Berita yang padat berisi informasi
fakta yang disusun berdasarkan urusan dari yang paling penting disebut berita
lugas, hard news.Jadi pada awal berita berisikan sari atau inti dari kejadian
yang ingin disampaikan dengan elaborasi detailnya kemudian disebut “bottom
line”.
Berita-berita yang jika
dilihat sepintas tidak menarik, namun jika di tangan wartawan kreatif ia akan menggali hal-hal
menarik yang tersembunyi yang bisa disajikan kepada pembacanya. Berita tersebut
ditulis secara lugas tetapi sudah diperhalus dengan memberikan sentuhan
feature.
2.Feature
Ada peristiwa atau cerita yang
memang tidak bisa atau sulit disampaikan sebagai berita lugas selain sebagai
berita halus, soft news, misalnya cerita yang berisi unsur kemanusiaan. Menulis
berita halus atau feature menuntut kemampuan memaparkan dari sekadar
membicarakan tentang suatu kejadian. Feature yang baik adalah karya seni yang
kreatif namun faktual. Feature bukan fiksi. Ia menggali suatu peristiwa atau
situasi dan menata informasi ke dalam suatu cerita yang menarik dan logis.
Feature akan membuat pembacanya tertawa atau terharu, geram atau menarik napas
panjang.
Jenis-jenis Feature
Feature dikelompokkan menjadi
sebelas bagian yaitu :
1. Bright (brite)
Yaitu sebuah tulisan kecil yang menyangkut kemanusiaan (human interest
featurette), biasanya ditulis dengan gaya anekdot dengan klimaks pada akhir.
2. Sidebar
Cerita feature ini melengkapi atau mendampingi suatu berita utama.
Misalnya cerita tentang banjir besar, bisa disajikan dengan sidebar tentang
wawancaratentang suatu keluarga korban,cerita latar belakang penyebab banjir,
dll.
3. Sketsa Kepribadian atau Profil
Suatu sketsa biasanya pendek dan
hanya mengenai aspek dari kepribadian sedangkan profil lebih panjang dari
sketsa, lebih detail, dan secara psikologis lebih dalam.
4. Profil Organisasi atau proyek
Sama dengan sketsa kepribadian atau
profil ; hanya artikel organisasi/proyek ini mengenai grup atau perusahaan,
bukan mengenai individu.
5. Berita Feature (newsfeature)
Cerita ini disampaikan dengan
menggunakan teknik feature, seperti pembukaan cerita dengan suatu ilustrasi
anekdot, walaupun sebenarnya tujuan utama dari cerita itu adalah menyampaikan
berita.
6. Berita Feature yang Komprehensif
(comprehensive news-feature)
Tulisan ini menggambarkan arah dan
perkembangan suatu isu berita.Jenis berita ini mendasarkan riset yang lebih
baik daripada berita-berita lainnya sebab berasal dari berbagai sumber yang
luas.
7. Artikel Pengalaman Pribadi
Ditulis oleh seorang wartawan yang
menulis untuk orang lain yang mengalami peristiwa yang unik, seperti melintasi
benua seorang diri dengan balon udara.
8. Feature Layanan (service Feature)
Ini adalah cerita tentang
“bagaimana-caranya” (how-to).tulisan menggambarkan bagaimana caranya menjawab
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti memelihara anak, bersantai, berkebun,
menata ruangan, menyiapkan makanan, dll.
9. Wawancara
Feature wawancara khusus melukiskan
suatu dialog antara seorang wartawan dengan orang lain, sering seorang tokoh
masyarakat atau selebriti terkadang ditulis dengan format Tanya jawab.
10. Untaian Mutiara
Ini adalah feature “kolektif” seperti
pada seri anekdot mengenai topik umum.
11. Narasi
Narasi bagaikan cerita pendek,
namun narasi berhubungan dengan materi yang faktual.Narasi memaparkan adegan
demi adegan dengan memanfaatkan deskripsi, karakterisasi dan plot.
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah dapat
disimpulkan
1) Fakta objektif adalah fakta dalam berita
yang sesuai dengan peristiwa atau kenyatan, dilandasi oleh unsure adil atau
kebenaran.
2) Sebuah fakta dapat dikatakan bermakna, jika
berita tersebut memiliki kedalaman berita, agar pembaca mampu mengetahui dan
memahami kejadian-kejadian yang ada di belakang peristiwa, menghubunh-hubungkan
peristiwa dengan pengalaman hidup sehari-hari serta berita tersebut mampu
memberikan arti dan makna.
3) Dampak teknologi terhadap berita membawa
dampak yang sangat besar, hal ini dapat kita lihat pada internet, dengan
internet kita dapat menjelajah berita dengan kedalamannya tanpa ada batasan
atau kendala ruangan.
4) Berita terdiri dari dua jenis yaitu : berita yang terpusat pada peristiwa dan
berita yang berdasarkan pada proses.
5) Nilai berita menjadi ukuran yang biasa
diterapkan untuk menentukan layak berita misalnya yang mengandung unsur
konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyuran, seks, keganjilan,dll.
6) Berita memiliki dua bentuk yaitu berita
lugas dan berita halus.
BAB IV
PENUTUP
Dengan ini kita sebagai pembaca mestinya
sudah tau apa itu berita,dan bagaimana berita yang baik dan bagaimana berita
yang tidak baik,kita juga tau apa-apa sa tugas-tugas wartawan yang
sebenarnya,dan berbagai pengaruh-pengaruh lainnya di dalam suatu berita.
Dan dari sebuah berita kita sebagai pembaca berita tentunya akan semakin luas wawasannya,pengetahuan yang bertambah,dan tentunya bias membedakan suatu berita itu fakta atau isu,jadi sebuah berita itu sangat penting,maka dari itu perbanyaklah dirimu mengetahui tentang berita-berita yang ada.
Dan dari sebuah berita kita sebagai pembaca berita tentunya akan semakin luas wawasannya,pengetahuan yang bertambah,dan tentunya bias membedakan suatu berita itu fakta atau isu,jadi sebuah berita itu sangat penting,maka dari itu perbanyaklah dirimu mengetahui tentang berita-berita yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
1. http://jararsiahaan.com/jurnalisme/teknik-cara-tips-menulis-berita-wartawan-koran/152/
2. http://www.goole.com/search?clien=ms-rim&hl=en&q=browser/
3. Mitchel
V. Charnley (dalam Effendy, 2000:131), berita dan opini.2000
13
Comments
Post a Comment